Al- Aqso merupakan tempat suci dari 3 agama (Islam, Kristen, dan Yahudi). Ketiganya meyakini tempat itu adalah tempat dimana Ibrahim (Abraham) akan mengorbankan anaknya.Selain itu Islam juga meyakini tempat itu merupakan lokasi dimana naik kesurga selama Isra Mi'raj. kompleks Al-Aqsa dengan masjid Qubba Al Sakhrah juga merupakan titik pusat kebanggaan nasional Palestina.
Sedangkan menurut Yahudi(semoga Allah mengutuk mereka), kompleks tersebut berada diatas Gunung Bait Suci, dimana Bait Suci pertama dan kedua diperkirakan berdiri, The Temple Mount (Gunung Bait Suci) adalah situs yang paling suci dalam tradisi Yahudi. mereka percaya raja Salomon membangun kuil pertama disana 3000 tahun yang lalu dan kemudian dihancurkan Romawi pada tahun 70 Masehi.
masjid Al- Agso awalna adalah rumah ibadah kecil yang dibangun oleh Khalifah Khulafaur Rasyidin Ummar, lalu diperluas oleh Ummayad Khalifah Abdul Malik dan diselesaikan putranya Al-walid pada 705 Masehi.
pada tahun 746, masjid ini benar-benar hancur oleh gempa dan dibangun kembali oleh Khalifah Abbasiyah Al-Mansyur pada 754 dan Al Mahdi pada tahun 780. Gempa lain menghancurkan masjid Al- Agso di 1033, beberapa tahun kemudian dibangun kembali oleh Khalifah Fatimiyah Az zahir Ali membangun mesjid lain yang berdiri hingga sekarang.
Ketika tentara Salib merebut Yurusalem pada tahun 1099 mereka menggunakan masjid sebagai istana dan gereja, tetapi fungsinya sebagai masjid dipulihkan setelah Saladin merebut kembali kopta itu.
Hingga sekaang kota lama sarat akan sejarah ini dibawah kendali Israel namun masjidnya tetap dibawah pimpinan Palestina yang dipimpin wakaf Islam, meskipun begitu akses masyarakat yang ingin beribadah ditempat itu amat dibatasi oleh otorita Israel(semoga Allah mengutuk mereka), contohnya ketika hendak melakukan ibadah sala jum'at, pihak keamanan israel hanya mengizinkan mereka ang berusia diatas 50 tahun, hal ini saya rasa sangat tidak etis dan melanggar HAM untuk beribadah menurut keyakinannya.
Masjid Al Aqsha di Palestina tercatat sebagai salah satu masjid tertua dan memiliki nilai religius tinggi bagi umat Muslim. Sejarah bahkan mencatat, masjid agung tersebut merupakan kiblat pertama sebelum kemudian berganti ke Kabah. Terdapat beberapa hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang menegaskan bahwa selama Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat berada di Madinah, mereka melaksanakan shalat dengan berkiblat ke Masjid Al Aqsha. Hal ini terus dilaksanakan selama enam belas bulan.
Hingga suatu hari, ketika Nabi Muhammad SAW tengah menunaikan shalat di masjid di Madinah, turunlah QS Al Baqarah (2) ayat 144 yang memerintahkan umat Muslim agar memalingkan wajah (berkiblat) ke Masjidilharam (Fawalli wajhaka sathral Masjidilharam). “Di mana pun berada, palingkanlah mukamu ke arah itu (wa khaitsu ma kuntum fa wallu wujuhakum syatrahu).” Sebenarnya Rasulullah sendiri telah mendambakan turunnya perintah perubahan kiblat ini. Dalam satu riwayat menyatakan bahwa Rasulullah seringkali menengadahkan wajah ke langit, memanjatkan doa agar turun wahyu yang memerintahkan menghadap ke Baitullah.
Kendati demikian, dengan adanya perubahan kiblat ini,
Tidak ada catatan pasti, kapan tepatnya dan oleh siapa Masjid Al Aqsha ini didirikan. Namun satu riwayat menyebut, bahwa Nabi Adam AS-lah yang pertama kali membangun masjid ini setelah ia membangun Baitul Haram. Namun seiring perjalanan waktu, bangunan tersebut roboh, hingga beberapa abad kemudian, Nabi Daud AS membangunnya kembali. Nabi Sulaiman AS akhirnya menyempurnakan lagi masjid itu. Adapun sebuah hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh
Tahun 638 M, beberapa tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Khalifah Umar bin Khattab untuk pertama kalinya melakukan pengembangan Masjid Al-Aqsha. Pengembangan ini berlanjut sampai pada masa kepemimpinan Al-Walid (705M) yang meliputi kubah masjid (The Dome of Rock) dan bangunan di sekelilingnya. Sejak saat itu, renovasi bangunan masjid terus dilakukan. Hal ini antara lain berkaitan dengan bertambahnya jumlah jamaah tanpa mengubah bentuk dasar bangunan yang telah berusia sekitar 13 abad. Demikianlah hingga membuat Masjid Al-Aqsa selalu dimuliakan oleh segenap umat Islam.
Di samping menjadi tempat peribadatan umat Muslim, Al-Aqsha juga menjadi tempat penimbaan ilmu agama Islam baik Alquran maupun hadis. Imam Al-Ghazali merupakan salah satu ilmuwan besar Islam pada abad ke-11 yang memperdalam pengetahuannya di tempat ini. Menyangkut nama Masjid Al-Aqsha, terdapat perbedaan pendapat dari para ulama. Seperti dikutip dari buku Ensiklopedi Islam, sebagian ulama berpendapat bahwa masjid ini disebut aqsha (jauh) karena letaknya yang cukup jauh dari Masjidil Haram di Makkah. Menurut Al-Alusi, jarak kedua masjid ini 40 malam perjalanan dengan mengendarai unta.
Sementara pendapat yang lain menyatakan masjid ini disebut aqsha karena masjid ini bebas dari kotoran, tempat turun malaikat, dan wahyu serta kiblat para nabi sebelum Rasulullah SAW. Hal ini dibenarkan pula oleh Ibn Khaldun yang menurutnya masjid itu merupakan tempat para nabi beribadah. Tidak ada satu jengkal pun
Walaupun telah beberapa kali mengalami renovasi maupun perbaikan besar-besaran, utamanya setelah gempa besar tahu 1916, akan tetapi bentuk bangunan asli tetap dipertahankan. Kaum Yahudi punya pandangan sendiri menyangkut Masjid Al Aqsa. Mereka amat percaya bahwa di salah satu dinding pada masjid ini dibuat dari tempat ibadah (haekal) Nabi Sulaiman AS. Inilah yang menjadikan alasan mereka terus menerus berupaya menghancurkan Masjid Al Aqsha.